Postingan

mungkin kali terakhir datang sebagai mahasiswa

malam ini lapangan pancasila seramai itu, ramai banget ga biasanya. udah dua setengah tahun lapangan ini selalu kosong. pernah sih ada panggung, tidak ada penontonnya tapi hehe. mixed feeling karena ternyata aneh datang ke sebuah event yang kayaa hmm gaada yang mau ditemuin sih berhubung sudah menjadi mahasiswa tingkat akhir. bahkan entah kapan rapat organisasi atau kepanitiaan terakhir wkwk. berhubung ayang sibuk dan teman terlalu lelah dengan keramaian, akhirnya gua datang ke acara ini sendiri. duduk di tengah tengah dua love birds yang nampaknya cinlok virtual dan menikmati masa mabanya dengan bahagia, rameeee bgt ngobrolnya ckckck (sirik). agak sedih kaya ada masa yang hilang dalam tumbuh kembang selama berkuliah, tapi kalau gagitu juga mungkin gua gaakan terjun lomba, cari beasiswa, ataupun tanding dipimnas. masih berusaha percaya kalau rencana tuhan yang terbaik aja sih. malam ini gua duduk di luar pagar, melihat teman teman yang berfoto, pacaran, explore expo ukm, nonton feel ko

Let it go, let it be

i just realized that, if we always thinking back to the fact that everything happened for a reason and based on allah helicopter view also perspective, it's always easy-- to let it go, and let it be. -- sore ini gua di interview oleh seorang staf khusus kemdikbud, and it's unexpected. gua sadar kalau level gua masih jauh ada di bawah dia, banyak yang perlu gua pelajari, gua bocil ga ngerti apa apa. that's my first mistake, i forgot to have research on who is my interviewer alhasil fix asli kena mental banget. the most crucial thing selama interview adalah terkait my future plan. gua tau gua gagal di interview ini karena jawaban gua sendiri di pertanyaan, "how u imagine your future in the next five year?" "Saya ingin mendirikan sebuah brand pangan yang mengedepankan keilmuan dan asas kebermanfaatan sebagai salah satu jalan merealisasikan visi saya di masa yang akan datang atau dengan bekerja di sebuah brand yang memiliki visi-misi sejalan dengan saya seperti p

people change

--and it's a fact. Kemarin gua ketemu sama temen debat gua. When i'm around them, gua banyak menyadari kenapa gua bisa menjadi devi yang sekarang. Devi naturally like to talk, tapi dulu gua lebih suka menanggapi suatu peristiwa ya di balik tirai aja, dengan ngobrol sama temen, sambat ke temen, atau marah-marah ke temen yang punya akses untuk merubah situasi kondisi tersebut. Tapi jujur gua sadar apa yang gua bicarakan dulu semuanya banyak yang literally based on my own thoughts, ga mikir pov orang lain, ga mikir pov sistem, pokoknya i just talked about myself. and it sucks pasti untuk orang lain yang dengerin gua bacot kaya gitu wkwk. Sampai akhirnya Devi masuk debat, gua jadi sering dipaksa untuk 'mewakilkan' golongan tertentu yang somehow gua ga support stance itu. Debating on which one should we prioritize; benerin lingkungan dulu, atau benerin ekonomi dulu baru punya duit buat benerin lingkungan, or whether we support awkarin to be a feminist role model or not-- ali

Hai!

aku bingung kamu gaperna caper ke aku, apa caper tapi aku ga tau dimana dan kapan? WKWK ini aneh deh perasaan kita break bukan gegara masalah diantara kamu dan aku, yaa kamu dengan duniamu, aku dengan perasaanku aja. tapi maaf yaa seminggu ini sikap aku ke kamu agak fluktuatif. tapi kayaknyaa aku mulai bisa membaca timeline perasaan kita setiap break gini deh wkwk. diawal pasti aku sangat terlihat sedih, kamunya b aja. pas aku dah b aja, u look otherwise, yaa idk sih but thats how i saw u hari ini. mau ngabarin aja, aku udah selesai ren, NIH AKU NGOMONG GA DITUNDA WKWK walaupun sebenernya masih pengen nunda hehe, tapi kalau kamu ingin berkontak lagi, marii! sebenernya yang bikin aku merasa cukup juga mungkin karna kemarin aku sudah banyak me time di bekasi dan done with myself. terus tadi liat kamu kaya idk what you've been going through, tapi rasanya aku pingin pukpuk kamu terus:( at the very least please let me to sit beside you if u dont want me to worry. if we go down, we go do

Best Dad's Quote

Katanya,  sekarang papa gampang kalau menghadapi masalah, papa tinggal mikir, "kalau rasulullah ada di posisi papa saat ini, kira-kira apa ya yang akan dilakukan?"

2022 Starting Point

Sebenernya udah pernah nulis soal awal tahun ini di isl4n. Tapi, pengumuman mahasiswa berprestasi tingkat fakultas siang ini cukup triggering ternyata. Hari ini sebenarnya hari yang sangat tenang awalnya. Banyak quality time sama mama, mukbang siomay, ngobrolin banyak hal, mengupdate kehidupan, i feel alive pokoknya. Sampai akhirnya pukul 2 siang gua selesai makan, ngopi, scroll tiktok, etc, dan siap bergerak, buka instagram terus lihat pengumuman mapres fakultas udah rilis. and there you go, teman produktif gua menduduki peringkat pertama. huft, bukan masalah iri sirik gasuka sih, cuma kinda merasa kecewa aja sama diri sendiri. Walaupun sebenarnya tidak jadi melakukan pendaftaran mapres adalah keputusan yang gua ambil pure dari diri gua sendiri. Tapi tai aja rasanya. Gua anaknya susah banget buat gerak effort keluar dari zona nyaman, karena i exactly have plans for myself yang somehow kalau lagi di dorong orang bawaannya pengen jawab, "bentar ya, tunggu dulu. I have plans."

Turning 21

Pas SMP pernah nyicip white coffee mama dan langsung sakit perut. Sejak itu aku paham kalau ada tembok batasan antara aku dan kopi yang tidak bisa kulalui cieh. Sekarang, kopi rasanya jadi guilty pleasure. Dikonsumsi ketika ingin bernafas, untuk tetap terjaga di malam hari dan mengurai benang pikiran satu-persatu, malam ini contohnya. Selepas ulang tahun ke-21 kemarin, huft aneh juga ya rasanya. Senang, sedih, haru, khawatir, takut, semua nyampur jadi satu. Udah 2 tahun ke belakang ulang tahun tidak dirayakan dan justru sambil menyelesaikan draft proposal lomba, hanya berbeda di tingkat bahasa. Tahun lalu bahasa Indonesia, tahun ini bahasa Inggris hahaha. Kinda funny cause at that state, berasa banget after all, i only have myself, family, my inner circle. Yang ngucapin bener-bener ada kali cuma 20 orang-an, tapi pesannyaaaa masyaallah bikin pengen nangis semua huft, i'm a blessed one terima kasih yaallah. Semakin kesini juga i learn how to not have expectation on people. Manusia i